Mengenal Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens)
Wereng coklat merupakan serangga berukuran kecil, panjang badan
sekitar 2,6-2,9 mm, serangga dewasa berwarna coklat kehitaman, bergerak
dengan berjalan dan terbang. Serangga dewasa berada dalam dua wujud
yaitu bersayap panjang atau macroptera dan bersayap pendek atau brachyptera.
Nimpa wereng coklat berwarna krim akan berubah menjadi keabuan seiring
dengan usia, panjang nimpa dewasa sekitar 2,1 mm, bersamaan dengan itu
garis hitam pada torax mulai menghilang.
Telur wereng coklat berwarna putih krim, semakin lama berubah warna
menjadi gelap, berukuran panjang 0,9 mm, lebar 0,2 mm. Seekor serangga
mampu bertelur sebanyak 100-500 butir yang diletakkan secara
berkelompok.
Siklus hidup wereng coklat cukup singkat sehingga proses pergantian
generasi berlangsung dengan cepat. Stadia telur berlangsung selama 4-8
hari, stadia nimpa 14 hari dan stadia dewasa (imago) 10-20 hari. Secara
keseluruhan siklus hidup wereng coklat berkisar antara 28 – 42 hari.
Serangga dewasa khususnya yang bersayap panjang mempunyai kemampuan
terbang (migrasi) sekitar 200-300 km. Siklus hidup yang singkat,
kemampuan bertelur yang sangat tinggi dan kemampuan terbang yang cukup
jauh menjadikan wereng coklat sebagai salah satu hama yang sulit
dikendalikan akibat perkembang-biakan dan pergerakan yang cepat.
Gejala Kerusakan Tanaman Akibat Wereng Batang Coklat
Nimpa dan serangga merusak tanaman dengan cara mengisap cairan batang
menyebabkan batang dan daun menjadi kering dan berwarna coklat yang
dikenal dengan hopperburn. Serangga dewasa bersayap pendek
memiliki kemampuan menghisap dua kali lebih besar dibandingkan serangga
bersayap panjang, artinya semakin banyak populasi serangga bersayap
pendek semakin cepat terjadinya gejala hopperburn. Pada
serangan ringan gejala tersebut belum nampak sehingga seringkali membuat
petani terkecoh, seolah-olah tidak ada serangan. Pada serangan tahap
awal daun dan batang masih berwarna hijau walaupun di sekliling rumpun
dijumpai ratusan ekor nimpa dan serangga dewasa. Gejala pertanaman
mengering baru nampak pada serangan tahap lanjut dengan intensitas
berat.
Gejala tanaman mengering mula-mula berupa spot setempat-setempat di
bagian tengah petakan, kemudian akan menyatu sehingga seluruh pertanaman
mengering. Pada kondisi demikian wereng coklat sangat sulit
dikendalikan karena populasinya sangat tinggi. Hopperburn terjadi bila
dalam satu rumpun tanaman dijumpai sekitar 400-500 ekor nimpa atau 200
ekor serangga dewasa. Wereng coklat dapat menyerang semua stadia
tanaman, tetapi yang paling rentan adalah pada stadia pembentukan anakan
sampai stadia generatif.
Dinamika Populasi Wereng Batang Coklat
Perkembangan populasi WBC di sawah dimulai dari imago
makroptera yang datang sebagai imigran dari pertanaman lain. Migrasi WBC
didaerah tropik pada umumnya disebabkan oleh habisnya sumber daya
makanan misalnya pada saat padi menjelang panen (Istiaji 2011).
Fluktuasi serangan WBC dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini
disebabkan karena WBC mempunyai kemampuan berkembangbiak yang sangat
tinggi, siklus hidup yang pendek, cepat menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan, adanya penanaman varietas rentan/peka dan pola
tanam yang tidak teratur.
Pada grafik dibawah ini, terlihat trend perkembangan luas serangan
WBC dari tahun 2005 - 2011 cenderung meningkat. Tentunya hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti luas tanam, penggunaan
insektisida yang tidak bijaksana dan tidak memenuhi 6 tepat, faktor
iklim mikro yang lembab dan hangat serta musim kemarau yang basah dan
faktor lainnya sehingga menjadi pendorong perkembangan WBC.
Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa luas serangan WBC
pada tanaman padi pada Tahun 2011 sebesar 223.606 ha (36.064 ha
diantaranya mengalami puso). Luas ini lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan Tahun 2010 sebesar137.768 ha (3.402 ha diantaranya mengalami
puso) dan Rerata 5 tahun sebesar 40.436 ha (1.196 ha diantaranya
mengalami puso).
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat perkembangan populasi WBC
sepanjang tahun. Populasi WBC tertinggi adalah di bulan Juni mencapai
109.549 ha dan menurun pada bulan Juli - Desember. Hal tersebut dapat
kita hubungkan dengan siklus hidup WBC yang singkat dan penyesuaian diri
terhadap perubahan lingkungan yang cepat. Hal ini berkaitan dengan
beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami perubahan Iklim yang cukup
ekstrim yang mengakibatkan peraturan pola tanaman yang tidak serempak
sehingga mengakibatkan sulitnya mengendalikan serangan WBC ini.
Diperlukan strategi untuk mengendalikan serangan WBC yang tepat dan
efektif.
Kendalikan Wereng Batang Coklat
Pengendalian WBC harus dilakukan sejak
awal agar tidak terjadi pengurangan hasil produksi ataupun gagal panen
(puso). Untuk mengantisipasi serangan WBC alangkah baiknya kita
mengetahui dahulu tentang Siklus Hidup dan Gejala Serangan WBC. Adapun
gejala serangan yang ditimbulkan WBC adalah tanaman padi menunjukkan
gejala menguning dan mengering dengan cepat, umumnya gejala terlihat
mengumpul pada satu lokasi dan melingkar (spot). Selain sebagai hama,
WBC juga merupakan vektor penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa,
oleh sebab itu serangan WBC harus dikendalikan sejak dini (SPOT STOP).
Adapun langkah pengendalian untuk mengendalikan WBC
adalah pemantauan secara rutin dan terjadwal yang dilakukan dengan cara
mengamati areal tanaman padi dalam interval waktu tertentu sejak awal
pesemaian, penanaman hingga panen, memusnahkan singgang (sisa tanaman)
yang terserang virus kerdil rumput dan kerdil hampa dengan cara mengolah
tanah sesegera mungkin setelah tanaman padi dipanen, menanam padi
varietas unggul tahan hama, pemusnahan selektif terhadap tanaman padi
yang terserang ringan, memutus siklus hidup WBC dengan cara antara lain
dengan menghentikan penanaman padi untuk sementara dengan mengganti
tanaman lain, penanaman padi secara serempak. Dalam kondisi penyimpangan
iklim tahun ini dimana curah hujan musim kemarau demikian tinggi,
sehingga sebagian petani mengganti palawija dengan tanaman padi pada MK
II 2010 dan waktu tanam cenderung tidak serempak. Hal ini menyebabkan
adanya pertanaman padi sepanjang tahun yang diikuti pertanaman padi MH
2010/2011.
sumber:
*http://tanamanpangan.pertanian.go.id/ditlintp/berita-148-waspada-meningkatnya-populasi-wereng-batang-coklat.html
Hubungi : Ir.A.Amran,SP,MSi. /085 397 277 984
Komentar
Posting Komentar