cara menanam sawi

Pelayanan Kacamata Ukuran Termurah Mulai Rp.200rb sdh masuk gagang, lensa, tempat dan lap khusus MAKASSAR, GOWA, TAKALAR DAN KOTA MAROS- BISA ANTAR JEMPUT HUB. 085397277984  BB 2A5A8526  lihat GAMBAR-GAMBARNYA



 Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.
Sawi

6 Panduan Lengkap Cara Budidaya Sawi Untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga

Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Komoditas tanaman ini cukup mudah di budidaya jika semua vasitas mendukung dan juga tanaman ini masih mempunyai banyak peluang untuk menembus bisnis kecil UKM di pasaran dan juga dapat membantu menigkatkan perekonomian rumahtangga. simak berikut langkah-langkah budidaya sawi lengkap.
Baca Juga :

Syarat Tumbuh

Iklim

  • Diperlukan intensitas cahaya lemah sehingga memerlukan naungan, untuk mencegah cahaya matahari langsung yang dapat membahayakan pertumbuhan bibit.
  • Pada stadia pertumbuhan diperlukan intensitas cahaya kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan atau. Secara umum petsai memerlukan penyinaran 10-13 jam/hari.
  • Suhu udara yang untuk budidaya petsai adalah 15-25 derajat C dan masih toleran pada 27-32 derajat C (varietas dataran rendah).
  • Daerah dengan kelembaban antara 80-90% merupakan daerah yang cocok untuk tanaman ini.

Pemilihan Varietas

Varietas yang dianjuran adalah LV.145 dan Tosakan. Namun yang beredar dipasaran kebanyakan Tosakan dan Shinta (panah merah). Daya tumbuhnya lebih dari 95 %, vigor murni, bersih dan sehat. Kebutuhan benih per hektar 450-600 gram.

Model Budidaya Bedengan

Pembibitan

Caisim atau sawi sebelum tanam, Ada 2 cara tanaman pembibitan caisin/sawi.
  • Cara pertama, bedengan benih di persemaian berukuran kecil 0,5 x 1 m² atau ukuran besar untuk memenuhi kebutuhan bibit.
  • Cara kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas ukuran wadah sesuai kebutuhan bibit. Sebelum menabur benih, benih direndam dalam air selama ± 2 jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang.
Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian biji disebar merata di atas bedengan dengan tanah dicampur dengan pupuk kandang 1: 1, (media tanam) ± 7 cm. Benih yang telah ditebar disiram sampai basah dan kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2-3 hari. Bedengan pembibitan harus diberikan Kedap sinar matahari. Ketika bibit sudah berumur 2-3 minggu setelah tebar, bibit siap ditanam.
Perlakuan yang sama juga dilakukan jika benih ditaburkan dalam wadah plastik. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian sampai 2-3 minggu bibit tua. Bibit siap untuk ditanam.

Pengolahan Tanah Budiya

Lahan budidaya harus bebas dan dibersikan dari gulma. Kemudian tanah dicangkul sedalam 20-30 cm agar terjadi penggemburan. Setelah itu, bedengan yang dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m, dan panjang tergantung pada ukuran/bentuk tanah.
Jarak antara bedengan sekitar 40 cm atau selaras dengan tanah. Setelah tanah diratakan, Permukaan bedengan di tebari pupuk kompos dengan dosis 100 kg / 100 m². Semprotkan larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan bedengan dan bedengan ditutupi dengan permukaan tanah. Diamkan selama 3 hari dan bedengan siap tanam.

Penanaman

Sebelum penanaman, bedeng-bedeng tersebut dibuat lubang tanam dengan jarak antar tanaman 15 cm dan jarak antar barisan 20 cm. Tiap lubang tanam diberi 1-2 anakan. Kemudian bedengan yang sudah ditanami disirami sampai basah.

Model Budidaya Sawi Pada Pot/Polybag Dan Rak Vertikultur

Pot/polybag dan rak vertikultur adalah menanam wadah yang digunakan sebagai model untuk budidaya sayuran di pekarangan mereka yang sempit. Pot atau polybag berukuran 30×30 cm dapat digunakan untuk tumbuh caisin/sawi.
Pot atau polybag harus berlubang 4-5 lubang di bagian bawah sisi kiri dan kanan wadah untuk membuang air kelebihan yang tidak banjir. Polybag harus dibalik sebelum media tanam diisi sehingga perusahaan polybag berdiri dan tidak mudah roboh.
Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan talang paralon atau bambu.
Rak dapat dibuat hingga 4 tingkat dengan ketinggian 1,25 m dan panjang 80 cm. Sedangkan panjang selokan 1 m dan lebar 12 cm selokan. Talang bambu dasar atau di lubang 4-5 lubang untuk pembuangan air surplus yang tidak banjir.
Selanjutnya selokan penuh dengan media tanam. Perlakuan yang sama juga dilakukan saat menggunakan bambu sebagai tanaman kontainer. Kemudian wadah yang sudah diisi dengan media tanam secara teratur menempatkan di rak-rak kayu.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos. Perbandingan dapat 1: 1, 1: 2 atau 1: 3, tergantung pada tingkat kesuburan dan tekstur tanah. Masukan media ke wadah sampai penuh. Tinggalkan jarak sekitar 1 cm dari bibir wadah.
Semprotkan larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan tanah dalam pot atau polybag, maka pot atau polybag ditutupi dengan karung goni selama 3 hari. Pot atau polybag siap tanam.

Penanaman

Sebelum penanaman, pot/polybag dan rak vertikultur sebelumnya disiram untuk memudahkan budidaya. Penanaman dalam pot atau polybag dilakukan dengan memindahkan anakan caisin/sawi dari persemaian atau dari wadah plastik dan ditanam di dalam pot atau polybag jumlah anakan 2-3. Sementara penanaman di rak vertikultur hanya satu baris tanaman dengan jarak tanam 15 cm.

Perawatan

Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan malam ketika itu tidak hujan. Pupuk pelengkap pertama setelah tanaman berumur 4 HST semprotkan larutan Bioboost pupuk cair / EM4 (10 ml / 1 liter air) pada tanaman. Pupuk pelengkap kedua dan ketiga setelah tanaman berumur 11 HST dan 17 HST. Cara mengolah dan pupuk sebagai pemupukan tambahan pertama.
Landeto pupuk cair organik atau Ghosts juga dapat diberikan kepada tanaman sebagai pupuk tambahan dengan dosis 2 botol cap/10 liter air. Larutan pupuk disemprotkan pada tanaman dengan waktu pemberian setelah tanaman berumur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst. Penyiangan dapat dilakukan jika pertumbuhan gulma. Jika ada hama tanaman dan penyakit, segera dikendalikan secara mekanis (dicabut dan dibakar) atau disemprot dengan fungisida dan insektisida tanaman.

Panen

Caisin/sawi mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen terlambat dapat menyebabkan tanaman cepat berbunga. Caisin/sawi yang baru dipanen ditempatkan di tempat yang teduh, agar tidak cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik.
maluku.litbang.pertanian.go.id

Komentar